Ekspor Indonesia ke Thailand Komoditas Karet Sepakat Dikurangi

Kesepakatan dalam ekspor Indonesia ke Thailand pada sektor karet serta ke Malaysia dan sebaliknya diputuskan bahwa kuantitasnya perlu dikurangi. Berdasarkan hasil kesepakatan tersebut, sejumlah 200 hingga 300 ton pengurangan ekspor karet tiap tahunnya akan dilakukan.


Penyebab Pengurangan Jumlah Ekspor
Adapun latar belakang dari kesepakatan tersebut yaitu dikarenakan harga karet yang anjlok di pasar dunia. Hal tersebut dikarenakan ketersediaan karet yang cukup melimpah di pasar. Dengan demikian, diharapkan pengurangan ekspor ini mampu menjaga harga karet agar tetap stabil. Selama ini diketahui bahwa Indonesia, Thailand dan Malaysia telah menjadi pemasok karet dunia hingga 70%.

Dengan berbagai poin pada pembahasan di Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) di Thailand, kesepakatan pengurangan ekspor pun disetujui ketiga negara tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi dunia. Pengaruh kebijakan ini pada ekspor Indonesia ke Thailand dan Malaysia serta sebaliknya tentu cukup merugikan. Namun keputusan yang lebih tepat telah diambil untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar.

Keputusan ini tentu akan terasa cukup berat. Namun optimism dalam mengembangkan dan pengaplikasian karet harus ditingkatkan sehingga produksi karet yang melimpah dapat dialokasikan ke penggunaan yang tepat.

Penggunaan Karet Fokus Kebutuhan Dalam Negeri
Adapun ketersediaan karet yang melimpah akan diarahkan untuk dimanfaatkan secara maksimal dalam negeri di berbagai industri yang relevan. Kebutuhan akan karet biasanya pada industri pembangunan dan konstruksi seperti pada campuran aspal dan bahan pembuatan rintangan jalan. Karet sendiri juga dapat menjadi pembuatan alat dan fasilitas keselamatan lalu lintas seperti traffic cone dan water barrier.

Diharapkan usaha tersebut mampu memberikan kesempatan untuk melihat kebutuhan dalam negeri yang sekiranya memerlukan ketersediaan bahan karet dan memenuhinya. Para pengusaha komoditi karet ini juga perlu mencari cara untuk mengalokasikan distribusi ekspor ke bidang lainnya. Intinya produksi karet diutamakan untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Namun, harganya juga tetap dalam kendali agar tidak merugikan pihak lainnya.

Salah satu cara untuk mengalokasikan hasil produksi karet yang melimpah dalam negeri yaitu melalui program perbaikan jalan di area pedalaman. Dengan demikian, penggunaan karet dapat dialokasikan dengan tepat guna. 

Adapun kebutuhan karet pada campuran aspal  sebagai bahan perbaikan jalan akan sangat menguntungkan dari berbagai aspek. Dengan tersedianya fasilitas jalan yang baik diarea pedalaman, maka semangat produktivitas masyarakat di pedalaman juga dapat meningkat dengan akses tersebut. 

Selain itu, hal tersebut akan berdampak pada perkembangan ekonomi masyarakat setempat yang berpengaruh pada perkembangan ekonomi nasional. Adapun kesepakatan kerjasama dapat dilakukan dengan pemerintah setempat. Dengan demikian, hasil produksi karet dalam negeri dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar meskipun produksi untuk ekspor Indonesia ke Thailand harus dikurangi.